Biopori Kec. Jatiuwung Kota Tangerang |
Lubang resapan biopori adalah
metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara
meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr.
Kamir R. Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor
(IPB).
Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori.
Lubang resapan biopori dilakukan dalam rangka melaksanakan program Bapak Walikota Tangerang sebagai salah satu bentuk kepedulian kita terhadap kelestarian lingkungan.Secara alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut. Karena kita berada di wilayah yang keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air tidak dapat meresap ke tanah.
Sampai saat ini, Kecamatan Jatiuwung
Kota Tangerang telah menghasilkan 12.066 lubang biopori yang tersebar di 6
(enam) kelurahan, dengan rincian sebagai berikut: Kec. Jatiuwung (38) Puskesmas
(19) Kel. Keroncong (526)Kel. Alam Jaya (707) Kel. Gandasari
(10.106) Kel. Manis Jaya (60) Kel. Jatake (450) Kel. Pasir Jaya
(160) dengan rata-rata kedalaman lubang biopori antara 75 – 100 cm.
Adapun manfaat yang bisa didapat dari
lubang biopori antara lain :
a) Mencegah banjir
b) Tempat pembuangan sampah
organik
c) Menyuburkan tanaman
0 komentar:
Posting Komentar